skip to main | skip to sidebar


Tuesday, August 24, 2010

Kesabaran Nabi Muhammad SAW menghadapi Kaum Yahudi

0 comments

Agama Islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah kesimpulan ajaran semua Nabi dan Rasul Allah. Sebab itu maka banyak sekali persamaanya dengan ajaran agama Yahudi  dan Kristen. Di zaman Rasulullah SAW orang Yahudi hidup secara diaspora/menyebar, ada yang tinggal di Arab Saudi terutama di kota Madinah dan Khaibar.

Ketika Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, siasat pertama yang beliau lakukan berdasarkan wahyu Allah adalah mendekati orang-orang Yahudi, sehingga menghasilkan sebuah perjanjian “ Orang-orang Yahudi dan Islam bersama-sama hidup rukun di Madinah menurut ajaran agama masing-masing. Bila Madinah diserang musuh maka orang Yahudi dan Islam bersama-sama mempertahankan. Bila orang Yahudi yang diserang maka orang Islam membela. Begitu juga bila orang Islam yang diserang dari luar maka orang Yahudi harus membela orang Islam”.

Orang-orang Yahudi dalam masa berabad-abad lamanya sudah meramalkan berdasarkan kitab suci mereka bahwa akan bangkit Nabi dan Rasul baru. Tetapi setelah Nabi dan Rasul itu lahir di Mekkah dan pindah ke Madinah dan pengaruh ajarannya bertambah luas maka orang-orang Yahudi merasa iri hati. Lalu mereka sekalipun sudah ada perjanjian senantiasa berusaha agar orang banyak tidak percaya kepada Nabi Muhammad SAW. Bahkan mereka berusaha membendung bahkan mau mmbunuh Nabi SAW dengan segala macam cara khianat. Tetapi segala usaha mereka itu selalu digagalkan Allah dan mereka tetap tidak berputus asa.

Firman Allah di QS Ali Imran ayat 186 “Dan engkau (Muhammad) akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu (orang-orang Yahudi) yang musyrik, gangguan yang banyak dan menyakitkan hati. Jika engkau bersabar dan bertaqwa maka sesungguhnya itu adalah termasuk urusan yang utama”.

Bersabar dan bertaqwa tentu saja tidak berarti membiarkan saja tetapi harus melawan dengan cara yang ditentukan oleh Allah, tidak boleh melewati batas. Berpuluh dan bahkan beratus peristiwa demi peristiwa tentang Kaum Yahudi yang mengejek dan menghina Rasululla SAW dan ajaran beliau, juga mengejek Allah dan mempermainkan kalimat-kalimat Allah dari sejak dahulu di zaman Nabi Musa a.s dan Harun a.s, Daud a.s, Sulaiman a.s, Zakariya a.s, Yahya a.s, lalu Isa a.s.

Turunlah ratusan ayat Al Quran menerangkan dan menjawab ejekan dan tantangan Yahudi itu. Rasulullah SAW dan umat islam menghadapi segala tindakan Yahudi dengan cara yang baik, tetapi harus membalas tindakan kekerasan dengan kekerasan yang setimpal.

Firman Allah SWT QS Al Baqarah ayat 194 “ Barang siapa yang menyerang kamu maka seranglah ia dengan cara yang seimbang dengan serangannya terhadap kamu, dan bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah berpihak kepada orang-orang yang bertaqwa”

Tetapi diantara pendeta-pendeta Yahudi ada yang beriman dan membela Rasulullah Muhammad SAW , diantaranya Hushain dari Bani Tsalabah yang menyerahkan semua kekayaanya untuk perjungan dakwah Islam dan akhirnya ia mati syahid membela Islam dalam perang Uhud. Namanya diganti Rasulullah menjadi Abdullah bin Salam. Keislamannya disembunyikan jangan sampai diketahui oleh orang-orang Yahudi karena akan diuji oleh Rasulullah.

Dan ketika orang-orang Yahudi datang ke rumah Rasulullah Muhammad SAW , beliau bertanya kepada mereka “Apa yang kalian ketahui tentang Hushain bin Salam?”

Mereka menjawab “Ia penghulu kami, anak dari penghulu kami, orang alim kami dan seorang yang paling alim ditengah-tengah kami”

Setelah mereka berkata demikian, Abdullah bin Salam muncul ditengah tengah mereka, kemudian Abdullah bin Salam berseru kepada mereka “Hai Kaum Yahudi, takutlah kamu akan Allah, terimalah apa yang sudah disampaikan kepadamu dari Muhammad, demi Allah tentu kamu tahu bahwa ia (Muhammad) adalah Rasul Allah, bahkan namanya tercantum dalam Kitab Tauratmu begitu juga sifat-sifatnya. Saya sendiri sudah beriman kepadanya”

Baru saja mereka mendengar perkataan Abdullah bin Salam, mereka langsung berkata “Engkau pembohong”

lalu mereka mengejeknya. Mengertilah Rasulullah SAW bagaimana karakter bangsa Yahudi itu sesuai dengan ayat-ayat Al Quran yang diturunkan kemudian. Tetapi ada pula orang-orang Yahudi yang jujur dan mengimani dan membela Rasulullah SAW, diantaranya Said bin Syanah, Tsalabah bin Said, As`ad bin Asad bin Ubaid.

Diantara Kaum Yahudi yang tidak jujur karena kekuatan Rasulullah SAW semakin meluas dan mereka pura-pura masuk Islam yang sebenarnya mau melenyapkan Islam bahkan kalau dapat membunuh Rasulullah. Diantara yang tidak jujur ini ialah As`ad bin Hanif, Said bin Shait dan Says bin Qais. Merekalah yang disebut golongan Munafiqun

*Source Kisah Islami


Ancaman Bagi Yang Menyekutukan Allah

0 comments

Pada suatu hari Rasulullah SAW duduk-duduk di dalam masjid dengan para sahabatnya. Tiba-tiba datanglah Nadhr bin Harits dan duduk dengan mereka. Di dalam majelis itu terdapat beberapa orang Quraisy. Rasulullah SAW mengatakan sesuatu tetapi ditentang oleh Nadhr bin Harits. Lalu Rasulullah SAW pun mengajaknya berbincang sehingga membuat ia tidak berkutik.

Kemudian beliau membacakan ayat yang dialamatkan kepadanya dan kepada mereka:

Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah adalah umpan jahanam, kamu pasti masuk kedalamnya”(QS Al Anbiya ayat 98).

Kemudian Rasulullah SAW berdiri dan beranjak dari tempat itu. Lalu datanglah Abdullah bin Zaba`ri dari Bani Tamim kemudian ikut duduk dengan yang lainnya. Kemudian Walid bin Mughirah berkata kepadanya “Demi Allah, Nadhr bin Harits tidak berdiri karena kedatangan cucu Abdul Muthalib dan tidak pula duduk. Dan Muhammad sunguh-sungguh telah menduga bahwa kami dan semua yang kami jadikan sembahan adalah umpan neraka Jahaman.”

Berkatalah Abdullah bin Zaba`ri “Demi Allah, kalau saja aku mendapatinya pastilah aku akan berdebat dengannya. Tanyakanlah kepada Muhammad, apakah setiap yang disembah selain Allah akan berada di dalam neraka Jahannam bersama orang yang menyembahnya? Kami ini adalah orang-orang yang menyembah para malaikat. Orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang menyembah Uzair. Orang-orang Nashrani adalah orang-orang yang menyembah Isa putra Maryam”.

Maka Walid dan orang-orang yang duduk-duduk bersamanya pun kagum terhadap perkataan Abdullah bin Zaba`ri. Dan mereka berpandangan bahwa dia telah mengemukakan alasan yang kuat dan melumpuhkan argumennya. Kemudian hal itu diberitahukan kepada Nabi Muhammad SAW maka bersabdalah beliau:

“Setiap orang yang disembah selain Allah maka dia akan bersama orang yang menyembah kepadanya, karena sesungguhnya mereka itu menyembah setan dan orang yang menyuruh mereka untuk menyembahnya”. Kemudian Allah SWT menurunkan ayat “Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka” (QS Al Anbiya ayat 101) 

Yang dimaksud oleh firman Allah ini adalah Isa, Uzair dan orang-orang yang disembah selain keduanya dari kalangan pendeta dan rahib yang telah menghabiskan umurnya di dalam ketaatan kepada Allah. Kemudian orang-orang yang sesudah mereka menjadikannya sebagai sembahan selain Allah.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda “Hai orang-orang Quraisy, tidak ada kebaikan sedikitpun bagi orang yang disembah selain Allah”.

Kemudian mereka mengatakan kepada Ibnu Abbas “Bukankah engkau mengatakan bahwa Isa itu adalah Nabi dan salah seorang hamba Allah yang shaleh, sedangkan dia telah dijadikan sembahan selain Allah?” Kemudian Allah menurunkan ayat” Dan tatkala putra Maryam dijadikan perumpamaan, tiba-tiba kaummu bersorak karenanya”

Dilain hadits Rasulullah SAW bersabda “Tidak ada satu kaum pun yang sesat setelah mereka berada di dalam petunjuk melainkan mereka akan mewariskan perdebatan. “

Kemudian Rasulullah membacakan firman Allah:

“Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar” (HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah)

*Source Kisah Islami


Perjuangan Rasulullah SAW

0 comments

Baihaqi memberitakan dari Abdullah bin Ja’far ra. katanya: Apabila Abu Thalib telah meninggal dunia, mulailah Nabi SAW diganggu dan ditentang secara terang-terangan. Satu peristiwa, beliau telah dihadang di jalanan oleh salah seorang pemuda jahat Quraisy, diraupnya tanah dan dilemparkan ke muka beliau, namun beliau tidak membalas apa pun. Apabila beliau tiba di rumah, datang salah seorang puterinya, lalu membersihkan muka beliau dari tanah itu sambil menangis sedih melihat ayahnya diperlakukan orang seperti itu.

Maka berkatalah Rasulullah SAW kepada puterinya itu: ‘Wahai puteriku! Jangan engkau menangis begitu, Allah akan melindungi ayahmu!’ beliau membujuk puterinya itu. Beliau pernah berkata: Sebelum ini memang kaum Quraisy tidak berani membuat sesuatu seperti ini kepadaku, sehinggalah selepas Abu Thalib meninggal dunia, mulailah mereka menggangguku dan mengacau ketenteramanku.

Dalam riwayat yang lain, beliau berkata kepadanya karena menyesali perbuatan jahat kaum Quraisy itu: Wahai paman! Alangkah segeranya mereka menggangguku sesudah engkau hilang dari mataku! (Hilyatul Auliya 8:308; Al-Bidayah Wan-Nihayah 3:134)

Thabarani telah memberitakan dari Al-Harits bin Al-Harits yang menceritakan peristiwa ini, katanya: Apabila aku melihat orang ramai berkumpul di situ, aku pun tergesa-gesa datang ke situ, menarik tangan ayahku yang menuntunku ketika itu, lalu aku bertanya kepada ayahku: ‘Apa sebab orang ramai berkumpul di sini, ayah?’

‘Mereka itu berkumpul untuk mengganggu si pemuda Quraisy yang menukar agama nenek-moyangnya!’ jawab ayahku.

Kami pun berhenti di situ melihat apa yang terjadi. Aku lihat Rasulullah SAW mengajak orang ramai untuk mengesakan Allah SWT dan mempercayai dirinya sebagai Utusan Allah, tetapi aku lihat orang ramai mengejek-ngejek seruannya itu dan mengganggunya dengan berbagai cara sehinggalah sampai waktu tengah hari, maka mulailah orang bubar dari situ. Kemudian aku lihat seorang wanita datang kepada beliau membawa air dan sehelai kain, lalu beliau menyambut tempat air itu dan minum darinya.

Kemudian beliau mengambil wudhuk dari air itu, sedang wanita itu menuang air untuknya, dan ketika itu agak terbuka sedikit pangkal dada wanita itu. Sesudah selesai berwudhuk, beliau lalu mengangkat kepalanya seraya berkata kepada wanita itu: Puteriku! lain kali tutup rapat semua dadamu, dan jangan bimbang tentang ayahmu!

Ada orang bertanya: Siapa dia wanita itu? jawab mereka: Itu Zainab, puterinya – radhiallahu anha. (Majma’uz-Zawa’id 6:21)

Dalam riwayat yang sama dari Manbat Al-Azdi, katanya: Pernah aku melihat Rasulullah SAW di zaman jahiliah, sedang beliau menyeru orang kepada Islam, katanya: ‘Wahai manusia sekaliani Ucapkanlah ‘Laa llaaha lliallaah!’ nanti kamu akan terselamat!’ beliau menyeru berkali-kali kepada siapa saja yang beliau temui.

Malangnya aku lihat, ada orang yang meludahi mukanya, ada yang melempar tanah dan kerikil ke mukanya, ada yang mencaci-makinya, sehingga ke waktu tengah hari. Kemudian aku lihat ada seorang wanita datang kepadanya membawa sebuah kendi air, maka beliau lalu membasuh wajahnya dan tangannya seraya menenangkan perasaan wanita itu dengan berkata: Hai puteriku! Janganlah engkau bimbangkan ayahmu untuk diculik dan dibunuh … !

Berkata Manbat: Aku bertanya: Siapa wanita itu? Jawab orang-orang di situ: Dia itu Zainab, puteri Rasuluilah SAW dan wajahnya sungguh cantik. (Majma’uz Zawa’id 6:21)

Bukhari meriwayatkan dari Urwah r.a. katanya: Aku bertanya Amru bin Al-Ash ra. mengenai apa yang dideritai Nabi SAW ketika beliau berdakwah mengajak orang masuk Islam, kataku: ‘Beritahu aku tentang perbuatan yang paling kejam yang pernah dibuat oleh kaum musyrikin terhadap Rasulullah SAW?

Maka Amru berkata: Ketika Nabi berada di Hijir Ka’bah, tiba-tiba datang Uqbah bin Abu Mu’aith, lalu dibelitkan seutas kain pada tengkuk beliau dan dicekiknya dengan kuat sekali. Maka seketika itu pula datang Abu Bakar ra. lalu diambilnya bahu Uqbah dan ditariknya dengan kuat hingga terlepas tangannya dari tengkuk Nabi SAW itu.

Abu Bakar berkata kepada Uqbah: ‘Apakah engkau hendak membunuh orang yang mengatakan ‘Tuhanku ialah Allah!’ padahal dia telah membawa keterangan dari Tuhan kamu?!’ (Al-Bidayah Wan-Nihayah 3:46)

Suatu riwayat yang dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah, dari Amru bin Al-Ash ra. katanya: Aku tidak pernah melihat kaum Quraisy yang hendak membunuh Nabi SAW seperti yang aku lihat pada suatu hari di bawah lindungan Ka’bah. Mereka bersepakat merencanakan pembunuhan beliau sedang mereka duduk di sisi Ka’bah. Apabila Rasulullah SAW datang dan bersembahyang di Maqam, lalu bangunlah Uqbah bin Abu Mu’aith menuju kepada Rasulullah SAW dan membelitkan kainnya ke tengkuk beliau, lalu disentaknya dengan kuat sekali, sehingga beliau jatuh tersungkur di atas kedua lututnya.

Orang ramai yang berada di situ menjerit, menyangka beliau telah mati karena cekikan keras dari Uqbah itu. Maka ketika itu segeralah Abu Bakar ra. datang dan melepaskan cekikan Uqbah dari Rasulullah SAW itu dari belakangnya, seraya berkata: Apa ini? Adakah engkau hendak membunuh orang yang mengatakan ‘Tuhanku ialah Allah!’

Uqbah pun segera berundur dari tempat Rasulullah SAW itu kembali ke perkumpulan teman-temannya para pemuka Quraisy itu. Rasulullah SAW hanya bersabar saja, tidak mengatakan apa pun. Beliau lalu berdiri sholat, dan sesudah selesai sholatnya dan ketika hendak kembali ke rumahnya, beliau berhenti sebentar di hadapan para pemuka Quraisy itu sambil berkata:

‘Hai kaum Quraisy! Demi jiwa Muhammad yang berada di dalam genggaman Allah! Aku diutus kepada kamu ini untuk menyembelih kamu!’ beliau lalu mengisyaratkan tangannya pada tenggorokannya, yakni beliau rnenjanjikan mereka bahwa mereka akan mati terbunuh.

‘Ah, ini semua omong kosong!’ kata Abu jahal menafikkan ancaman Nabi SAW itu.

‘Ingatlah kataku ini, bahwa engkau salah seorang dari yang akan terbunuh!’ sambil menunjukkan jarinya ke muka Abu jahal. (Kanzul Ummal 2:327)

*Source Kisah Islami


Imam Hasan bin Ali r.a Bercerita Tentang Kakeknya

0 comments

Cucu Rasulullah yaitu Imam Hasan bin Ali r.a pernah menceritakan tentang pribadi kakeknya yang agung, beliau berkata ” Bahwa Rasulullah SAW tidak duduk dalam suatu majelis, atau bangun daripadanya, melainkan Rasulullah SAW berzikir kepada Allah SWT, Rasulullah SAW tidak pernah memilih tempat yang tertentu, dan melarang orang meminta ditempatkan di suatu tempat yang tertentu. Apabila Rasulullah SAW sampai kepada suatu tempat, di situlah Rasulullah SAW duduk sehingga selesai majelis itu dan Rasulullah SAW menyuruh membuat seperti itu.

Bila berhadapan dengan orang ramai diberikan pandangannya kepada semua orang dengan sama rata, sehingga orang-orang yang berada di majelisnya itu merasa tiada seorang pun yang diberikan penghormatan lebih darinya. Bila ada orang yang datang kepadanya kerana sesuatu keperluan, maka Rasulullah SAW terus melayaninya dengan penuh kesabaran sehingga orang itu bangun dan kembali.

Rasulullah SAW tidak pernah menolak orang yang meminta kepadanya sesuatu keperluan, jika ada maka diberikan kepadanya, dan jika tidak ada dijawabnya dengan kata-kata yang tidak mengecewakan hatinya. Budi pekertinya sangat baik, dan perilakunya sungguh bijak. Rasulullah SAW dianggap semua orang seperti ayah, dan mereka dipandang di sisinya semuanya sama dalam hal kebenaran, tidak berat sebelah.

Majelisnya semuanya ramah-tamah, sabar menunggu, amanah, tidak pernah terdengar suara yang tinggi, tidak ada kemaksiatan didalamnya, tidak disebut yang kotor dan buruk, semua orang sama kecuali dengan kelebihan taqwa, semuanya merendah diri, yang tua dihormati yang muda, dan yang muda disayangi yang tua, yang perlu selalu diutamakan, yang asing selalu didahulukan.

Berkata Imam Hasan bin Ali r.a lagi ” Adalah Rasulullah SAW selalu periang orangnya, pekertinya sungguh mulia, selalu berlemah-lembut, tidak keras atau kasar, tidak suka berteriak-teriak, kata-katanya tidak kotor, tidak banyak bergurau atau berkata kosong, segera melupakan apa yang tiada disukainya, tidak pernah mengecewakan orang yang berharap kepadanya, tidak suka menjadikan orang berputus asa. Rasulullah SAW tidak suka mencela orang dan memburukkannya. Rasulullah SAW tidak suka mencari-cari keaiban orang dan tidak berbicara mengenai seseorang kecuali yang mendatangkan faedah dan menghasilkan pahala.

Apabila Rasulullah SAW berbicara, semua orang yang berada dalam majelisnya memperhatikannya dengan tekun seolah-olah burung sedang tertengger di atas kepala mereka. Bila Rasulullah SAWa berhenti berbicara, mereka baru mula berbicara, dan bila dia berbicara pula, semua mereka berdiam seribu basa. Mereka tidak pernah bertengkar di hadapannya. Rasulullah SAW tertawa bila dilihatnya mereka tertawa, dan Rasulullah SAW merasa takjub bila mereka merasa takjub.

Rasulullah SAW selalu bersabar bila didatangi orang badui yang seringkali bersifat kasar dan suka mendesak ketika meminta sesuatu daripadanya tanpa mau mengalah atau menunggu, sehingga terkadang para sahabatnya merasa jengkel dan kurang senang, tetapi Rasulullah SAW tetap menyabarkan mereka dengan berkata: “Jika kamu dapati seseorang yang memerlukan bantuan, hendaklah kamu menolongnya dan jangan menghardiknya!”.

Rasulullah SAW juga tidak mengharapkan pujian dari siapa yang ditolongnya, dan kalau mereka mau memujinya pun, Rasulullah SAW tidak menyuruh untuk berbuat begitu. Rasulullah SAW tidak pernah memotong pembicaraan sesiapa pun sehingga orang itu habis berbicara, lalu barulah Rasulullah SAW berbicara, atau Rasulullah SAW menjauh dari tempat itu.

*Source Kisah Islami


Ummu Hani r.a Yang Penyayang Terhadap Anak-anaknya

0 comments

Dia bernama Fakhitah, seorang wanita dari kalangan bangsawan Quraisy. Putri paman Rasululloh SAW, Abu Thalib bin Abdul Muththalib. Ibunya bernama Fathimah binti Asad. Dia saudari kandung Imam Ali, Aqil dan Ja’far, putra-putra Abu Thalib. Dia begitu mengerti tentang agungnya hak seorang suami. Dia pun mengerti tentang hak anak-anak yang ditinggalkan suaminya dalam asuhannya. Dia tak ingin menyia-nyiakan satu pun dari keduanya, hingga dia dapatkan pujian yang begitu mulia,

“Sebaik-baik wanita penunggang unta adalah wanita Quraisy, sangat penyayang terhadap anak-anaknya.”

Semasa belum masuk Islam, Rasululloh SAW pernah meminangnya. Pada saat bersamaan, seorang pemuda bernama Hubairah bin Abi Wahb Al-Makhzumi pun meminangnya pula. Abu Thalib menjatuhkan pilihannya pada Hubairah hingga akhirnya Abu Thalib menikahkan Hubairah dengan putrinya. Dari pernikahan ini, lahirlah putra-putra Hubairah, di antaranya Ja’dah bin Hubairah yang kelak di kemudian hari diangkat Ali bin Abi Thalib r.a ketika menjabat sebagai khalifah sebagai gubernur di negeri Khurasan. Putra-putra yang lainnya adalah Amr, namun putranya ini meninggal ketika masih kecil, serta Hani` dan Yusuf.

Namun pada akhirnya, Islam memisahkan mereka berdua. Ketika Allah SWT membukakan negeri Makkah bagi Rasulullah SAW dan manusia berbondong-bondong masuk Islam, Ummu Hani r.a pun berislam bersama yang lainnya. Mendengar berita keislaman Ummu Hani`, Hubairah pun melarikan diri ke Najran.
Pada hari pembukaan negeri Makkah itu, ada dua kerabat suami Ummu Hani dari Bani Makhzum, Al-Harits bin Hisyam dan Zuhair bin Abi Umayyah bin Al-Mughirah, datang kepada Ummu Hani untuk meminta perlindungan.

Waktu itu datang pula ‘Ali bin Abi Thalib r.a menemui Ummu Hani sambil mengatakan, “Demi Allah, aku akan membunuh dua orang tadi!” Ummu Hani pun menutup pintu rumahnya dan bergegas menemui Rasululloh SAW.

Saat itu Rasulullah SAW tengah mandi, ditutup oleh putri beliau, Fathimah r.a dengan kain. Ummu Hani pun mengucapkan salam, hingga Rasululloh SAW bertanya, “Siapa itu?”

“Saya Ummu Hani putri Abu Thalib,” jawab Ummu Hani`.

Rasulullah SAW pun menyambutnya, “Marhaban, wahai Ummu Hani`!”

Lalu Ummu Hani mengadu kepada Rasulullah SAW tentang kedatangan dua kerabat suaminya untuk meminta perlindungan kepadanya sementara Ali berkeinginan membunuh mereka. Maka beliau pun menjawab, “Aku melindungi orang yang ada dalam perlindunganmu dan memberi jaminan keamanan pada orang yang ada dalam jaminan keamananmu.” Usai mandi, Rasulullah SAW menunaikan shalat delapan rakaat. Waktu itu adalah waktu dhuha.

Setelah Ummu Hani berpisah dari suaminya karena keimanan, Rasulullah SAW datang untuk meminang Ummu Hani`. Namun dengan halus Ummu Hani menolak, “Sesungguhnya aku ini seorang ibu dari anak-anak yang membutuhkan perhatian yang menyita banyak waktu. Sementara aku mengetahui betapa besar hak suami. Aku khawatir tidak akan mampu untuk menunaikan hak-hak suami.”

Maka Rasulullah SAW mengurungkan niatnya. Beliau mengatakan, “Sebaik-baik wanita penunggang unta adalah wanita Quraisy, sangat penyayang terhadap anak-anaknya.”

Ummu Hani r.a meriwayatkan hadits-hadits dari Rasulullah SAW yang hingga saat ini termaktub dalam Al-Kutubus Sittah. Dia pun menyebarkan ilmu yang telah dia peroleh hingga saat akhir kehidupannya, jauh setelah masa khilafah saudaranya, Imam Ali bin Abi Thalib r.a, pada tahun ke-50 H. Ummu Hani r.a semoga Alloh Subhanahu wa Ta’ala meridhainya. Al-Bidayah wan Nihayah

*Source Kisah Islami


Wanita Bangsawan Dengan Kemulian Sejati

0 comments

Khalifah Umar bin Abdul Aziz memiliki seorang istri dari kalangan bangsawan yang bernama Fathimah binti Abdul Malik. Fathimah adalah seorang putri Khalifah terdahulu. Fathimah memiliki perhiasan yang paling mahal. Perhiasan itu tidak pernah dimiliki oleh wanita lain di muka bumi. Di antara perhiasan-perhiasan itu, ada dua anting-anting mariyah yang terkenal dalam sejarah.

Para penyair pun menyebut perhiasan itu dalam syairnya. Seandainya anting-anting itu dijual, maka akan cukup untuk mengenyangkan satu suku yang besar. Ketika tinggal bersama ayahnya, Fathimah hidup dalam kemewahan dunia. Namun ketika menjadi istri Khalifah Umar bin Abdul Aziz, beliau hidup dengan sederhana. Khalifah memberikan nafkah hanya beberapa dirham dalam sehari. Fathimah rela dengan hal itu dan gembira hidup qonaah, hidup apa adanya dan senang dengan kesederhanaan.

Kholifah Umar bin Abdul Aziz selalu menasehati istrinya untuk banyak bershodaqoh. Fathimah binti Abdul Malik adalah istri yang taat, dia mematuhi nasehat suaminya. Semua perhiasan dan mutiara yang dibawanya diserahkan ke baitul mal kaum muslimin. Demikianlah kemulian sejati yang dimilikinya, dia tetap hidup sederhana walaupun mampu hidup mewah. Hidup sederhana tidaklah mengurangi kemuliaan dirinya. Wallahu ‘alam Bishshowab.

*Source Kisah Islami


Mangkuk yang Cantik, Madu yang Manis dan Sehelai Rambut

0 comments

Rasulullah SAW dengan sahabat-sahabatnya Abu Bakar Ash Shiddiq r.a., Umar bin Khattab r.a., Utsman bin Affan r.a., dan ‘Ali bin Abi Thalib r.a. bertamu ke rumah Ali r.a. Di rumah Ali r.a. istrinya Fathimah Az Zahra r.ha. putri kesayangan Rasulullah SAW menghidangkan untuk mereka madu yang diletakkan di dalam sebuah mangkuk yang cantik, dan ketika semangkuk madu itu dihidangkan sehelai rambut ikut di dalam mangkuk itu.

Baginda Rasulullah SAW kemudian meminta kesemua sahabatnya untuk membuat suatu perbandingan terhadap ketiga benda tersebut (Mangkuk yang cantik, madu yang manis, dan sehelai rambut).

Abu Bakar Ash Shiddiq r.a berkata, “iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut”.

Umar bin Khattab r.a berkata, “kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.

Utsman bin Affan r.a. berkata, “ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan ber’amal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.

Ali bin Abi Thalib r.a berkata, “tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumahnya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.

Fathimah Az Zahra r.ha. berkata, “seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang ber-purdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yang tak pernah dilihat orang lain kecuali muhrimnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.

Rasulullah SAW berkata, “seorang yang mendapat taufiq untuk beramal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, beramal dengan amal yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat amal dengan ikhlas adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.

Malaikat Jibril AS berkata, “menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri, harta, dan waktu untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.

Allah SWT berfirman, ” Sorga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik itu, nikmat sorga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju sorga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.

*Source Kisah Islami


Sosok Abdurrahman bin Auf

0 comments
Makam Abdurrahman bin Auf

Abdurrahman bin Auf termasuk generasi awal yang awal-awal masuk Islam. Biasa kita kenal dengan sebutan Assabiqunal Awwalun. Beliau seorang saudagar yang sukses dan kaya raya. Tumbuh sebagai pemuda yang cerdas dan matang maka Abdurrahman bin Auf makin sedih melihat perbuatan jahiliyah yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kota Mekkah.

Dia tidak pernah meminum khamar karena beranggapan bahwa minuman keras itu adalah barang raham yang tidak boleh didekati. AbdurRahman Bin Auf telah memeluk Islam sebelum Rasulullah s.a.w membuat halaqah di rumah Arqam.

Diriwayatkan bahwa ibu AbdurRahman Bin Auf sesudah mengetahui bahwa anaknya memeluk Islam, iapun berkata kepada anaknya, “Aku akan berjemur dipanas matahari yang terik di waktu siang dan di waktu malam yang dingin aku akan tidur hamparan padang pasir, sehingga engkau mengaku akan kembali kepada agama nenek moyangmu.” Demikian ibunya mengancam.

Walaupun begitu Abdul Rahman Bin Auf tetap tegak memeluk Dinullah dan mencintai Rasulullah S.A.W. Adapun nama asal AbdurRahman sebelum beliau memeluk Islam ialah Abdul Ka’abah, tetapi setelah Islam beliau menukar namanya dengan AbdurRahman. Sebagai seorang sahabat Rasulullah SAW, AbdurRahman mempunyai satu keistimewaan yang khas yaitu berjuang untuk menegakkan agama Allah bukan saja dengan pedangnya bahkan dengan harta dan kekayaannya.

Diantara para sahabat, beliau salah satunya yang banyak sekali mengorbankan kekayaannya untuk memperjuangkan kepentingan Islam. AbdurRahman pernah membagi dua kekayaannya untuk dibagikan kepada fakir miskin dan pernah pula menyerahkan seluruh kekayaannya untuk keperluan sabilillah demi menegakkan panji-panji Islam.

*Source Kisah Islami


Surat Sang Khalifah untuk Sang Gubernur

0 comments

Pernah suatu ketika salah seorang anak Khalifah Umar bin Khattab yang tinggal di Mesir kedapatan minum arak. Anak itu bernama Abdurrahman bin Umar bin Khattab. Sang Khalifah telah menerima laporan itu. Kemudian Khalifah Umar meminta gubernur Mesir Amru bin Ash untuk melaksanakan hukuman atas anaknya.

Namun Amru bin Ash merasa serba salah disebabkan karena ia adalah anak Sang Khalifah. Kemudian ia menjatuhkan hukuman sedikit berbeda  yaitu mencukur kepalanya dan dilakukan secara tertutup di rumahnya. Padahal hukuman yang berlaku saat itu adalah mencukur kepala sang pelaku di depan umum dan di sebut namanya didepan umum di tengah-tengah masyarakat.

Perihal perlakuan yang berbeda ini sampai terdengar oleh Sang Khalifah. Geram Khalifah Umar kepada sang gubernur, kemudian ia mengirim sepucuk surat berbunyi “Engkau telah mencukur kepala Abdurrahman di dalam rumahmu dan kamu tahu bahwa itu bertentangan dengan apa yang aku harapkan tentang hukuman yang seharusnya berlaku atas anak itu. Abdurrahman adalah salah seorang anakku yang berada di bawah tanggung jawabku, dan kamu beralasan dengan mengatakan bahwa ia anak khalifah sedangkan kamu tahu bahwa aku tidak akan mentolerir dengan siapapun dalam melaksanakan amanah Allah SWT”

*Source Kisah Islami


Nasihat Wanita yang Aduannya Di Dengar oleh Allah

0 comments

Wanita Sahabiyah yang fasih dan pandai ini pernah menghentikan perjalanan Amirul Mukminin Umar bin Khattab r.a. Wanita ini bernama Khaulah binti Tsa’labah, ia berkata,

“Wahai Umar aku telah mengenalmu sejak namamu dahulu masih Umair (Umar kecil) tatkala engkau berada di pasar Ukazh engkau mengembala kambing dengan tongkatmu, kemudian berlalulah hari demi hari sehingga memiliki nama Amirul Mukminin, maka bertakwalah kepada Allah perihal rakyatmu, ketahuilah barangsiapa yang takut akan siksa Allah maka yang jauh akan menjadi dekat dengannya dan barangsiapa yang takut mati maka dia kan takut kehilangan dan barangsiapa yang yakin akan adanya hisab maka dia takut terhadap Adzab Allah.”

Beliau katakan hal itu sementara Amirul Mukminin berdiri sambil menundukkan kepalanya dan mendengar perkataannya. Akan tetapi Jarud Al Abdi yang menyertai Umar bin Khaththab tidak tahan mengatakan kepada Khaulah, “Engkau telah berbicara banyak kepada Amirul Mukminin wahai wanita.!”

Umar kemudian menegurnya, “Biarkan dia…tahukah kamu siapakah dia? Beliau adalah Khaulah yang Allah mendengarkan aduannya dari langit yang ketujuh, maka Umar lebih berhak untuk mendengarkan perkataannya. “

Dalam riwayat lain Umar bin Khaththab berkata, “Demi Allah seandainya beliau tidak menyudahi nasehatnya kepadaku hingga malam hari maka aku tidak akan menyudahinya sehingga beliau selesaikan apa yang dia kehendaki, kecuali jika telah datang waktu shalat maka aku akan mengerjakan shalat kemudian kembali mendengarkannya sehingga selesai keperluannya.”

*Source Kisah Islami


Saturday, August 21, 2010

Warna Warni Hadis

0 comments










Friday, August 20, 2010

Islamnnya Sohaib

0 comments

Sohaib dan Ammar memeluk Islam pada waktu yang sama. Pada masa itu Nabi Muhammad s.a.w. tinggal ditempat kediaman Arqam. Mereka datang secaraberasingan untuk memeluk agama Islam dan telah bertemu dipintu rumah  Arqam.Sohaib seperti Ammar telah menderita akibat penyiksaan yang diterima ditangan pemusuh-pemusuh Islam. Akhirnya dia memutuskan hendak berhijrah ke Madinah.Kafir-kafir Quraish tidak mahu dia berbuat demikian lantas menghantar suatu gerombolan untuk memaksanya balik ke Mekah.

Sebaik-baik sahaja kafir-kafir musyrikin itu mendekatinya, dia memekik kepada mereka: "Kamu semua tahu yang aku ini pemanah yang lebih handal daripada kamu. Selagi ada anak panah pada ku selama itulah kamu tidak dapat menghampiri aku. Apabila habis anak panah ku aku akan menggunakan pedang aku pula. Kalau kamu suka pergilah ambil wangku yang kutinggalkan di Mekah dan dua orang sahaya perempuanku sebagai penebusan diriku."
 
Mereka bersetuju. Dia pun memberitahu tempat dimana wang nya disimpan.Selepas itu dia meneruskan perjalanannya ke Madinah. Berkenaan dengan perbuatan Sohaib ini Allah s.w.t. telah menurunkan ayat yangberikut kepada Nabi Muhammad s.a.w. yang bermaksud:

"Dan dari antara manusia ada yang menjual dirinya kerana hendak mencari keridhaan Allahdan Allahitu amat penyayang kepada hamba-hambaNya."

Pada ketika menerima ayat ini NabiMuhammad s.a.w.. berada di Qubo. Apabila dilihatnya Sohaib, Baginda s.a.w. pun berkata: "Penjualan yang baik sungguh, Sohaib."


*Source Tanbihul_Ghafilin


Ammar Dan Ibu Bapanya

0 comments

Ammar dan kedua-dua orang tuanya termasuk dalam golongan kaum Muslimin yang disaksikan oleh pemusuh-pemusuh Islam kerana menerima ajaran Nabi Muhammad s.a.w. Mereka telah diazabkan diatas batu-batu dan tanah yang panas membakar. Apabila Rasullullah s.a.w. lalu berdekatan mereka Nabi Muhammad s.a.w. akan menggesa mereka supaya bersabar sambil memberi khabar gembira mengenai syurga.

Yasir, ayah kepada Ammar telah meninggal dunia setelah menerima penyiksaan yang berpanjangan. Ibunya yang telah tua pula ditikam mati dengan dengan lembing oleh Abu Jahal. Dia enggan meninggalkan agamanya walaupun disiksa dengan pedihnya.Dia merupakan wanita pertama yang sahid kerana mempertahankan agama.

Apabila Nabi Muhammad s.a.w. hendak berhijrah ke Madinah, Ammar telah menawarkan hendak membuat sebuah binaan di mana Nabi Muhammad s.a.w. boleh duduk, berehat diwaktu petang dan mengerjakan solat. Binaan ini didirikan dengan batu-batu yang dipungutkan oleh dirinya sendiri. Dia menentang musuh-musuh Islam dengan penuh keghairahan dan keberanian. 

Dalam suatu pertempuran dia telah berkata dengan gembiranya: "Aku akan menemui kawan-kawan aku tak lama lagi. Aku akan berjumpa dengan Nabi Muhammad s.a.w.dan sahabat-sahabatnya."

Kemudian ia meminta air untuk di minum tetapi dia diberi susu. Sambil mengambil susu itu dia berkata: "Aku mendengar Nabi Muhammad s.a.w.. berkata padaku:"susu inilah minuman kau yang terakhir di dunia!"

Dia bangun lalu meneruskan perjuangannya menentang musuh sehingga ia gugur. Pada masa itu dia berusia sembilan puluh empat tahun.

*Source Tanbihul_Ghafilin


Penderitaan Khabbab Bin Alarat

0 comments

Khabbab ialah seorang manusia yang telah banyak berkorban kerana agama yang telah di anutinya. Dia awal-awal lagi telah memeluk agama Islam dan oleh yang demikian penderitaan yang ditanggungnya pun agak lama juga. Dia telah dipaksakan memakai baju besi dan disuruh berbaring dipasir, mendedahkan badannya pada panas matahari yang terik hingga kulitnya mengelupas. Khabbab adalah seorang hamba abdi kepada seorang perempuan. Apabila diketahui oleh si perempuan tadi yang dia sering melawat Nabi Muhammad s.a.w kepalanya diselar dengan panas yang merah membara.

Umar r.a.h semasa beliau  menjadi Khalifah telah bertanya kepada Khabbab tentang penderitaannya dikala mula-mula menganuti agama Islam dahulu. Sebagai menjawab dia menunjukkan parut-parut luka dibelakang badannya.

Kata Umar,"Aku tidak pernah melihat belakang badan yang sedemikian rupa."

Melanjutkan ceritanya dia mengatakan yang dia telah diheret diatas suatu timbunan bara api sehingga lemak-lemak dan darah yang mengalir dari badannya memadamkan bara-bara api itu. Apabila agama Islam telah merebak ke merata-rata tempat, Khabbab sering duduk menangis sambil berkata:"Nampaknya Allah s.w.t. sedang memberi ganjaran bagi segala penderitaan yang kita alami.Mungkin di akhirat nanti tidak ada ganjaran yang bakal kita terima."

Khabbab bercerita: "Pada suatu hari Rasulullah s.a.w. telah mengimami kami dalam sembahyang. Rasulullah s.a.w telah memanjangkan suatu rakaat. Diakhir sembahyang itu kami bertanya tentang rakaat yang panjang tadi.

Rasulullah s.a.w menjawab: "Saya telah membuat tiga permintaan kepada Allah s.w.t.. Saya berdoa : "Ya Allah, janganlah hendaknya ummatku mati kerana kebuluran, janganlah hendaknya ummatku dihapuskan oleh musuh dan janganlah hendaknya mereka berkelahi sesama mereka". "Allahs.w.t.. telah menunaikan hanya dua permintaanku yang pertama."

Khabbab telah meninggal dunia apabila usianya meningkat tiga puluh tujuh tahun. Dia merupakan sahabat yang pertama sekali dikebumikan di Kufah.

Pada suatu ketika apabila Ali r.a.hu melalui pusaranya beliau pun berkata: "Moga-moga Allah s.w.t. memberkati dan melimpahkan rahmatNya keatas Khabbab. Dia telah memeluki Islam dengan segala senang hati dan telah menumpukan segala tenaganya semasa ia hidup untuk berusaha dijalan Allah, walaupun dengan berbuat demikian dia menderita kesusahan. Berbahagialah orang yang sentiasa mengingati hari Kiamat, yang sentiasa bersiap sedia untuk menghadapi perhitungan diAkhirat nanti, yang berpuas hati dengan hidup berdikit-dikit didunia ini dan yang perbuatannya mendatangkan keridhaan tuhan."

Keridhaan Allah s.w.t. lah yang menjadi matlamat tunggal perjuangan hidup para sahabat semuanya. Semoga kita semua juga akan mendapat keridhaan Allah s.w.t.


*Source Tanbihul Ghafilin


Kisah Islamnya Abuzar Ghifari

0 comments

Abuzar Ghifari merupakan seorang sahabat  yang terkenal dengan perbendaharaan ilmu pengetahuan dan kesalehannya. Kata Ali r.a.hu.: "Abuzar ialah penyimpan jenis-jenis ilmu pengetahuan yang tak dapat diperolehi oleh orang lain"

Apabila ia mula-mula mendengar khabar tentang kerasulan Nabi Muhammad s.a.w., dia telah menghantar saudara laki-lakinya untuk menyiasat dengan lebih mendalam mengenai orang yang mendakwa menerima berita dari langit. Setelah puas menyiasat, saudaranya pun melapurkan kepada Abuzar yang Nabi Muhammad s.a.w. itu seorang yang bersopan-santun dan baik budi pekertinya. Ayat-ayat yang dibaca kepada manusia bukannya puisi dan bukan pula kata-kata ahli syair.

Lapuran yang disampaikan itu masih belum memuaskan hati Abuzar. Dia sendiri keluar untuk mencari kenyataaan. Setibanya di Mekah, dia terus ke BaitulHaram. Pada masa itu dia tidak kenal Nabi Muhammad s.a.w. dan memandangkan keadaaan pada masa itu dia berasa takut hendak bertanya darihal Nabi Muhammad s.a.w. Apabila menjelang waktu malam, dia dilihat oleh Ali r.a.hu. Oleh kerana dia seorang musafir Ali r.a.hu terpaksa membawa Abuzar kerumahnya dan melayani Abuzar sebaik-baiknya sebagai tetamu.

Ali r.a.hu tidak bertanya sesuatu apa pun dan Abuzar bagi pihak dirinya pun tidak memberitahukan Ali tentang maksud kedatangannya ke Mekah. Pada keesokan harinya Abuzar pergi sekali lagi ke Baitul Haram untuk mengetahui siapa dia Muhammad. Sekali lagi Abuzar gagal menemui Nabi Muhammad s.a.w. kerana pada masa itu orang-orang ISLAM sedang diganggu hebat oleh kafir-kafir musrikin. Bagi malam yang keduanya Ali r.a.hu membawa Abuzar kerumahnya.

Pada malam yang kedua ini pun Ali r.a.hu tidak bertanya hal Abuzar, tetapi pada malam ketiga Ali r.a.hu bertanya:"Saudara, apakah sebabnya saudara datang ke kota ini?"

Sebelum menjawab, Abuzar meminta Ali r.a.hu berjanji supaya bercakap benar. Kemudian ia pun bertanya kepada Ali r.a.hu tentang Nabi Muhammad s.a.w.

Ali r.a.hu berkata sebagai menjawab soalan Abuzar:"Dia sesungguhnya PESURUH ALLAH. Esok engkau ikut saja aku dan aku akan membawa kamu menjumpainya. Tetapi awas bencana yang buruk akan menimpa kamu kalau perhubungan kita diketahui orang. Semasa berjalan esok kalau aku dapati bahaya mengancam kita aku akan berpisah agak jauh sedikit daripada kamu dan berpura-pura membetulkan kasutku, tetapi engkau terus berjalan supaya orang tidak mensyaki perhubungan kita."

Pada esoknya itu Ali r.a.hu pun membawa Abuzar bertemu dengan Nabi Muhammad s.a.w. Tanpa banyak soal-jawab, dia telah memeluk agama ISLAM.Oleh kerana takut kalau-kalau dia diapa-apakan oleh pihak musuh, Nabi Muhammad s.a.w. pun menasihatinya supaya lekas balik dan supaya jangan mengistiharkan pengislaman di khalayak ramai, tetapi Abuzar dengan berani menjawab: "Ya Rasulullah, aku bersumpah dengan Allah yang jiwaku ditanganNya bahawa aku akan mengucap KALIMAH SYAHADAH dihadapan kafir-kafir musyirikin itu."

Janjinya pada Nabi Muhammad s.a.w.ditepatinya. Selepas ia meninggalkan Baginda dia mengarahkan langkahnya ke Baitul Haram dimana dihadapan kaum musyrikin dan dengan suara yang lantang dia telah mengucapkan 'DUA KALIMAT SYAHADAH'.

"AKU MENYAKSIKAN YANG TIADA TUHAN MELAINKAN ALLAH DAN AKU MENYAKSIKAN YANG MUHAMMAD ITU PESURUH ALLAH."

Apatah lagi, demi didengarinya ucapan Abuzar itu, orang-oarang kafir pun menyerbuinya lalu memukulnya. Kalau tidaklah kerana Abbas, (ayah saudara Nabi Muhammad s.a.w. yang ketika itu belum memeluk agama ISLAM) Abuzar sudah tentu menemui ajalnya.

Kata Abbas kepada kafir-kafir musyirikin yang menyerang Abuzar: "Tahukah kamu siapa orang ini? Dia ialah dari puak Ghifar. Khalifah-khalifah kita yang berulang alik ke Sham terpaksa melalui perkampungan mereka. Kalaulah ia dibunuh, mereka sudah tentu akan menghalang perniagaan kita dengan Sham."

Pada hari yang berikutnya Abuzar sekali lagi mengucap DUA KALIMAT SYAHADAH dihadapan kafir-kafir Quraish dan pada kali ini juga iatelah diselamatkan oleh Abbas. Keghairahan Abuzar mengucap DUA KALIMAH SYAHADAH dihadapan kafir-kafir Khuraish sungguh-sungguh luar biasa kalau dikaji dalam kontek larangan Nabi Muhammad s.a.w. kepadanya. Apakah dia boleh dituduh sebagai telah mengingkari perintah Nabi Muhammad s.a.w.

Jawabnya-TIDAK. Dia tahu yang Nabi Muhammad s.a.w. sedang mengalami penderitaan yang berbentuk gangguan dalam usahanya kearah menyibarkan agama Islam.Dia hanya hendak mencontohi Nabi Muhammad s.a.w. walaupun dia mengetahui dengan berbuat demikian dia mendedahkan dirinya kepada bahaya. Semangat keislaman yang sebeginilah yang telah membolehkan para sahabat mencapai puncak kejayaan dalam alam lahiriah serta batiniah.

Keberanian Abuzarini sudah selayaknya dicontohi oleh umat Islam dewasa ini didalam rangka usaha mereka menjalankan dakwah Islamiah. Kekejaman, penganiayaan serta penindasan tidak semestinya melemahkan semangat mereka yang telah mengucapkan Dua Khalimah Syahadah.

*Source Tanbihul Ghafilin


Bilal Dan Penderitaannya

0 comments

Bilal r.a.hu adalah salah seorang daripada sahabat-sahabat Nabi Muhammad s.a.w. yang paling terkenal. Dia merupakan muazzin atau juruazan di Masjid Nabi. Dia merupakan seorang hamba Habshi yang dimiliki oleh seorang kafir di Mekah. Pengislamannya telah menimbulkan kemarahan yang tidak keruan didalam hati pemiliknya. Dia pun diazabkan tanpa perikemanusiaan. Umayyahbin Khalaf, pemusuh ISLAM yang terkemuka yang memiliki Bilal akanmembaringkannya atas pasir yang panas membakar serta meletakkan batu besardiatas dadanya sehingga ia tidak dapat menggerakkan tulangnya yang lapan kerat.

Kemudian berkatalah Umayyah kepada Bilal: "Tinggalkanlah agamamu. Kalau tidak matilah kamu dalam kepanasan matahari yang tegak."

Bilal menjawab dengan berkata: "Ahad"-(TuhanYang Esa)-"Ahad-(Tuhan Yang Esa)."

Pada waktu malam ia didera dengan cemeti sehingga badannya luka. Pada waktu siang pula, dia dibaringkan diatas pasir yang panas. Tuannya berharap yang ia akan meninggalkan agamanya atau pun mati akibat luka-luka dibadannya. Namun demikian Bilal masih tetap dengan pendiriannya yang teguh. Umayyah, Abu Jahaldan pengikut-pengikut mereka menyiksa Bilal secara bergilir-gilir.

Akhirnya Abu Bakar telah menebuskannya dan dari sejak itu hiduplah ia sebagai seorang Muslim yang bebas. Semenjak ia dibebaskan, dia sentiasa berdampingan dengan Nabi Muhammad s.a.w. sehingga Baginda s.a.w. wafat. Selepas kewafatan Nabi Muhammad s.a.w., Bilal pun meninggalkan Kota Madinah.

Pada suatu ketika dia telah melihat Nabi Muhammad s.a.w.dalam mimpinya. Berkata Nabi Muhammad s.a.w. kepada Bilal: "Wahai Bilal, mengapakah kamu tidak melawatku?"

Sebaik-baik sahaja dia bangun dari tidurnya, dia pun bersiap-siap untuk berangkat ke Madinah. Setibanya dia dikota itu dia telah berjumpa dengan Hassan dan Hussain, cucunda Nabi Muhammad s.a.w. Mereka menyuruh dia berazan. Permintaan orang yang dicintainya itu tidak dapat ditolak.

Apabila suara Bilal berkumandang diruang angkasa Kota Madinah, penduduk-penduduknya pun tanpa segan dan silu menghamburkan air mata mereka kerana teringat zaman keemasan yang telah mereka lalui semasa hidupnya kekasih mereka Nabi Muhammad s.a.w. Sekali lagi Bilal telah meninggalkan Kota Madinah dan akhirnya meninggal dunia di Damsyik pada tahun Hijiriah yang ke dua puluh.

*Source Tanbihul Ghafilin


7 Misteri Segitiga Bermuda

2 comments

Segitiga Bermuda, juga dikenal sebagai Devil’s Triangle, adalah bentangan terkenal Samudera Atlantik berbatasan dengan Florida, Pulau Bermuda, dan Puerto Rico yang telah menjadi lokasi penghilangan aneh sepanjang sejarah. The Coast Guard tidak mengenali Segitiga Bermuda atau penjelasan supranatural untuk penghilangan misterius di tengah-tengahnya.

Ada beberapa kemungkinan penjelasan bagi kapal-kapal yang hilang, termasuk angin topan, gempa bumi, dan medan magnet yang mengganggu kompas dan perangkat navigasi lainnya. Tapi jauh lebih menarik untuk berpikir jika mereka yang hilang tersedot ke dimensi lain, diculik oleh Alien, atau hanya menghilang ke udara. Sungguh naas banyak penerbangan yang telah jadi korban karena Misteri Segitiga Bermuda. Cari tahu bagaimana pesawat ini tidak pernah terdengar lagi.




7. Teignmouth electron

Siapa yang mengatakan bahwa Segitiga Bermuda hanya menelan kapal dan pesawat? Siapa yang bilang itu tidak dapat membuat orang menjadi gila juga? Mungkin itu yang terjadi di Teignmouth Electron pada tahun 1969. The Sunday Times Golden Globe Race tahun 1968 meninggalkan Inggris pada 31 Oktober dan diperlukan masing-masing kontestan untuk berlayar solo dengan kapalnya. Donald Crowhurst adalah salah satu pendatang, tetapi ia tidak pernah berhasil mencapai garis finish.

Para elektron ditemukan ditinggalkan di tengah Segitiga Bermuda pada bulan Juli 1969. Logbooks yang berhasil mencapai finish mengungkapkan bahwa Crowhurst itu menipu penyelenggara tentang posisinya dalam lomba. Kabar terakhirnya tanggal 29 Juni – ia percaya bahwa Crowhurst melompat ke laut dan menenggelamkan dirinya di Segitiga bermuda.

6.The Spray

Joshua Slocum, orang pertama yang berlayar solo di seluruh dunia, tidak seharusnya menghilang di laut, tapi tampaknya memang itulah yang terjadi. Pada 1909, Spray meninggalkan Pantai Timur Amerika Serikat untuk menuju Venezuela melalui Laut Karibia. Slocum tak pernah terdengar atau terlihat lagi dan dinyatakan meninggal pada tahun 1924. Kapalnya itu kokoh dan Slocum adalah seorang profesional, jadi tidak ada yang tahu apa yang terjadi. Mungkin ia dihancurkan oleh kapal yang lebih besar atau mungkin dia dibawa oleh bajak laut. Tidak ada yang tahu pasti bahwa Slocum menghilang dalam perairan bermuda.

5. Star Ariel

Sebuah pesawat Tudor IV seperti Star Tiger meninggalkan bermuda pada 17 Januari 1949, dengan 7 awak dan 13 penumpang dalam perjalanan ke Jamaika. Pagi itu, Kapten JC McPhee melaporkan bahwa penerbangan itu berjalan lancar. Tak lama kemudian, pesan lain yang lebih samar datang dari kapten, ketika ia melaporkan bahwa ia mengubah frekuensi, dan kemudian tidak ada lagi yang mendengar. Lebih dari 60 pesawat dan 13.000 orang dikerahkan untuk mencari Star Ariel, tapi bahkan tidak sedikitpun sampah atau puing-puing yang pernah ditemukan. Setelah Ariel menghilang, Tudor IV tidak lagi diproduksi.

4. Star Tiger

Star Tiger, dipimpin oleh Kapten BW McMillan, terbang dari Inggris ke Bermuda pada bulan Januari 1948. Pada tanggal 30 Januari, McMillan mengatakan dia diperkirakan akan tiba di Bermuda pada jam 5:00 pm, tapi baik ia maupun salah satu dari 31 orang dalam pesawat Star Tiger yang pernah didengar dari lagi. Ketika Udara Sipil Departemen meluncurkan pencarian dan penyelidikan, mereka mengetahui bahwa SS Troubadour telah melaporkan melihat sebuah pesawat terbang rendah tengah-tengah antara Bermuda dan jalan masuk ke Teluk Delaware. Jika itu adalah pesawat Star Tiger, itu secara drastis tentunya. Menurut Udara Sipil Departemen, nasib Star Tiger masih merupakan misteri terpecahkan.

3. USS Cyclops

Ketika Perang Dunia I memanas, Amerika juga ikut dalam pertempuran. USS Cyclops, diperintahkan oleh Letnan GW Worley, yang tinggal di Pantai Timur Amerika Serikat sampai tahun 1918 ketika ia dikirim ke Brazil untuk mengisi bahan bakar kapal-kapal Sekutu. Dengan 309 orang dalam pesawat, kapal meninggalkan Rio de Janeiro pada bulan Februari dan mencapai barbados di Maret.

Setelah itu, Cyclops tidak pernah terdengar lagi. Angkatan Laut mengatakan dalam pernyataan resmi, “Hilangnya kapal ini telah menjadi salah satu misteri yang paling membingungkan dalam sejarah Angkatan Laut, semua upaya untuk menemukan dirinya telah terbukti berhasil. Tak ada musuh kapal selam di Atlantik Barat pada waktu itu , dan pada Desember 1918 setiap upaya dilakukan untuk memperoleh dari sumber-sumber Jerman tentang informasi mengenai hilangnya kapal. ”

2. Flight 201

Pesawat Cessna ini meninggalkan Fort Lauderdale pada 31 Maret 1984, dengan route untuk Pulau Bimini di Bahama, tapi tidak pernah berhasil. Dipertengahan sampai ke tujuan, pesawat diperlambat dengan kecepatan secara signifikan, tapi tidak ada sinyal radio yang dibuat dari pesawat untuk menunjukkan tekanan. Tiba-tiba, pesawat jatuh dari udara ke air, benar-benar menghilang dari radar. Seorang wanita di Pulau Bimini bersumpah dia melihat sebuah pesawat terjun ke laut sekitar satu mil lepas pantai, tapi tidak ada reruntuhan yang pernah ditemukan.

1. Flight 19

Pada siang hari 5 Desember 1945, lima pesawat pembom torpedo Avenger meninggalkan Naval Air Station di Fort Lauderdale, Florida, dengan Letnan Charles Taylor seorang komandan dan 13 siswa pilot. Sekitar satu setengah jam dalam penerbangan, melalui radio Taylor mengatakan bahwa kompas itu tidak bekerja, tapi ia memperkirakan ia berada di suatu tempat di Florida. Letnan yang menerima sinyal radio tersebut memerintahkan kepada Taylor untuk terbang ke arah utara Miami, sebagai Selama dia yakin dia benar-benar di atas Floria.

Meskipun ia adalah seorang pilot berpengalaman, Taylor mendapat kenyataan yang mengerikan dan semakin ia mencoba untuk keluar dari Florida, ia dan krunya pergi semakin jauh ke laut. Saat malam tiba sinyal radio memburuk, sampai akhirnya tidak ada sama sekali dari Flight 19. Angkatan laut amerika menyelidiki dan melaporkan bahwa kebingungan Taylor yang menyebabkan bencana, tapi ibunya meyakinkan mereka untuk mengubah laporan resmi bahwa pesawat itu jatuh dengan penyebab yang tidak diketahui.

*Source idebagusku

Wednesday, August 11, 2010

Penemuan Bahtera Nabi Nuh A.S

0 comments
bahtera nabi nuh a.s kisah nabi nuh A.S koleksi kisah kisah nabi di blog mrnajeb
Penemuan Bahtera Nabi Nuh A.S

Pada bulan Juli 1951 sebuah tim yang terdiri dari ahli-ahli Rusia melakukan penelitian terhadap Lembah Kaat. Sepertinya mereka tertarik untuk menemukan sebuah tambang baru di daerah tersebut. Dalam penelitiannya mereka menemukan beberapa potong kayu di daerah tersebut berserakan.Mereka kemudian mulai menggali tempat tersebut dengan tujuan untuk menemukan sesuatu yang berharga.

Tetapi alangkah terkejutnya mereka ketika menemukan kumpulan potongan-potongan kayu tertimbun di situ. Salah seorang ahli yang ikut serta memperkirakan, setelah meneliti beberapa lapisanya, bahwa kayu-kayu tersebut bukanlah kayu yang biasa, dan menyimpan rahasia yang sangat besar di dalamnya.

Mereka mengekskavasi tempat tersebut dengan penuh keingintahuan. Mereka menemukan cukup banyak potongan-potongan kayu di daerah penggalian tersebut, dan di samping itu mereka juga menemukan hal-hal lain yang sangat menarik. Mereka juga menemukan sepotong kayu panjang yang berbentuk persegi. Mereka sangatlah terkejut setelah mendapati bahwa potongan kayu yang berukuran 14 X 10 inchi tersebut ternyata kondisinya jauh lebih baik dibandingkan potongan-potongan kayu yang lain.

Setelah waktu penelitian yang memakan waktu yang cukup lama, hingga akhir tahun 1952, mereka mengambil kesimpulan bahwa potongan kayu tersebut merupakan potongan dari bahtera Nabi Nuh a.s. yang terdampar di puncak Gunung Calff (Judy). Dan potongan (pelat) kayu tersebut, di mana terdapat beberapa ukiran dari huruf kuno, merupakan bagian dari bahtera tersebut.Setelah terbukti bahwa potongan kayu tersebut merupakan potongan kayu dari bahtera Nabi Nuh a.s., timbullah pertanyaan tentang kalimat apakah yang tertera di potongan kayu tersebut.

Sebuah dewan yang terdiri dari kalangan pakar dibentuk oleh Pemerintah Rusia di bawah Departemen Riset mereka untuk mencaritahu makna dari tulisan tersebut. Dewan tersebut memulai kerjanya pada tanggal 27 Februari 1953.Berikut adalah nama-nama dari anggota dewan tersebut:

1. Prof. Solomon, Universitas Moskow

2. Prof. Ifa Han Kheeno, Lu Lu Han College, China

3. Mr. Mishaou Lu Farug, Pakar fosil

4. Mr. Taumol Goru, Pengajar Cafezud College

5. Prof. De Pakan, Institut Lenin

6. Mr. M. Ahmad Colad, Asosiasi Riset Zitcomen

7. Mayor Cottor, Stalin College

Kemudian ketujuh orang pakar ini setelah menghabiskan waktu selama delapan bulan akhirnya dapat mengambil kesimpulan bahwa bahan kayu tersebut sama dengan bahan kayu yang digunakan untuk membangun bahtera Nabi Nuh a.s., dan bahwa Nabi Nuh a.s. telah meletakkan pelat kayu tersebut di kapalnya demi keselamatan dari bahtera tersebut dan untuk mendapatkan ridho Illahi.

Terletak di tengah-tengah dari pelat tersebut adalah sebuah gambar yang berbentuk telapak tangan dimana juga terukir beberapa kata dari bahasa Saamaani.Mr. N.F. Max, Pakar Bahasa Kuno, dari Mancester, Inggris telah menerjemahkan kalimat yang tertera di pelat tersebut menjadi:

“Ya Allah, penolongku! Jagalah tanganku dengan kebaikan dan bimbingan dari TubuhMu Yang Suci, yaitu Muhammad, Ali, Fatima, Shabbar dan Shabbir. Karena mereka adalah yang teragung dan termulia. Dunia ini diciptakan untuk mereka maka tolonglah aku demi nama mereka.”

Semuanya sangatlah terkejut setelah mengetahui arti tulisan tersebut. Terutama yang membikin mereka sangatlah bingung adalah kenapa pelat kayu tersebut setelah lewat beberapa abad tetap dalam keadaan utuh dan tidak rusak sedikitpun.

Pelat kayu tersebut saat ini masih disimpan dengan rapih di Pusat Penelitian Fosil Moskow di Rusia.Jika anda sekalian mempunyai waktu untuk mengunjungi Moskow, maka mampirlah di tempat tersebut, karena pelat kayu tersebut akan menguatkan keyakinan anda terhadap kedudukan Ahlul Bayt a.s.

Terjemahan kalimat tersebut telah dipublikasikan antara lain di:

1. Weekly - Mirror, Inggris 28 Desember 1953

2. Star of Britain, London, Manchester 23 Januari 1954

3. Manchester Sunlight, 23 Januari 1954

4. London Weekly Mirror, 1 Februari 1954

5. Bathraf Najaf, Iraq 2 Februari 1954

6. Al-Huda, Kairo 31 Maret 1954

7. Ellia - Light, Knowledge & Truth, Lahore 10




Kisah Nabi Ayyub A.S

0 comments

Berkata salah seorang malaikat kepada kawan-kawannya yang lagi berkumpul berbincang-bincang tentang tingkah-laku makhluk Allah, jenis manusia di atas bumi : “Aku tidak melihat seorang manusia yang hidup di atas bumi Allah yang lebih baik dari hamba Allah Ayyub”.

Ia adalah seorang mukmin sejati ahli ibadah yang tekun. Dari rezeki yang luas dan harta kekayaan yang diberikan oleh Allah kepadanya, ia mengenepikan sebahagian untuk menolong orang-orang yang memerlukan para fakir miskin. Hari-harinya terisi penuh dengan ibadah, sujud kepada Allah dan bersyukur atas segala nikmat dan kurnia yang diberikan kepadanya.”

Para kawanan malaikat yang mendengarkan kata-kata pujian dan sanjungan untuk diri Ayyub mengakui kebenaran itu bahkan masing-masing menambahkan lagi dengan menyebut beberapa sifat dan tabiat yang lain yang ada pada diri Ayyub. Percakapan para malaikat yang memuji-muji Ayyub itu didengar oleh Iblis yang sedang berada tidak jauh dari tempat mereka berkumpul.

Iblis merasa panas hati dan jengkel mendengar kata-kata pujian bagi seseorang dari keturunan Adam yang ia telah bersumpah akan disesatkan ketika ia dikeluarkan dari syurga kerananya. Ia tidak rela melihat seorang dari anak cucu anak Nabi Adam menjadi seorang mukmin yang baik, ahli ibadah yang tekun dan melakukan amal soleh sesuai dengan perintah dan petunjuk Allah.

Pergilah Iblis mendatangi Ayyub untuk menyatakan sendiri sampai sejauh mana kebenaran kata-kata pujian para malaikat itu kepada diri Ayyub. Ternyata memang benar Ayyub patut mendapat segala pujian itu. Ia mendatangi Ayyub bergelimpangan dalam kenikmatan duniawi, tenggelam dalam kekayaan yang tidak ternilai besarnya, mengepalai keluarga yang besar yang hidup rukun, damai dan bakti. Ia mendapati Ayyub tidak tersilau matanya oleh kekayaan yang ia miliki dan tidak tergoyahkan imannya oleh kenikmatan duniawinya.

Siang dan malam ia sentiasa menemui Ayyub berada di mihrabnya melakukan solat, sujud dan tasyakur kepada Allah atas segala pemberian-Nya. Mulutnya tidak berhenti menyebut nama Allah berzikir, bertasbih dan bertahmid. Ayyub ditemuinya sebagai seorang yang penuh kasih sayang terhadap sesama makhluk Allah yang lemah, yang lapar diberinya makan, yang telanjang diberinya pakaian, yang bodoh diajar dan dipimpin dan yang salah ditegur.

Iblis gagal dalam usahanya memujuk Ayyub. Telinga Ayyub pekak terhadap segala bisikannya dan fitnahannya dan hatinya yang sudah penuh dengan iman dan takwa tidak ada tempat lagi bagi bibit-bibit kesesatan yang ditaburkan oleh Iblis. Cinta dan taatnya kepada Allah merupakan benteng yang ampuh terhadap serangan Iblis dengan peluru kebohongan dan pemutar-balikan kebenaran yang semuanya mental tidak mendapatkan sasaran pada diri Ayyub.

Akan tetapi Iblis bukanlah Iblis jika ia berputus asa dan kegagalannya memujuk Ayyub secara langsung. Ia pergi menghadapi kepada Allah untuk menghasut. Ia berkata : " Wahai Tuhan, sesungguhnya Ayyub yang menyembah dan memuji-muji-Mu, bertasbih dan bertahmid menyebut nama-Mu, ia tidak berbuat demikian seikhlas dan setulus hatinya kerana cinta dan taat pada-Mu. Ia melakukan itu semua dan berlaku sebagai hamba yang soleh tekun beribadah kepada-Mu hanya kerana takut akan kehilangan semua kenikmatan duniawi yang telah Engkau kurniakan kepadanya.

Ia takut, jika ia tidak berbuat demikian , bahawa engkau akan mencabut daripadanya segala nikmat yang telah ia perolehnya berupa puluhan ribu haiwan ternakan, beribu-ribu hektar tanah ladang, berpuluh-puluh hamba sahaya dan pembantu serta keluarga dan putera-puteri yang soleh dan bakti. Tidakkah semuanya itu patut disyukuri untuk tidak terlepas dari pemilikannya dan habis terkena musibah?

Di samping itu Ayyub masih mengharapkan agar kekayaannya bertambah menjadi berlipat ganda. Untuk tujuan dan maksud itulah Ayyub mendekatkan diri kepada-Mu dengan ibadah dan amal-amal solehnya dan andai kata ia terkena musibah dan kehilangan semua yang ia miliki, nescaya ia akan mengubah sikapnya dan akan melalaikan kewajibannya beribadah kepada-Mu.”

Allah berfirman kepada Iblis : "Sesungguhnya Ayyub adalah seorang hamba-Ku yang sangat taat kepada-Ku, ia seorang mukmin sejati, apa yang ia lakukan untuk mendekati dirinya kepada-Ku adalah semata-mata didorong oleh iman yang teguh dan taat yang bulat kepada-Ku. Iman dan takwa yang telah meresap di dalam lubuk hatinya serta menguasai seluruh jiwa raganya tidak akan tergoyah oleh perubahan keadaan duniawinya. Cintanya kepada-Ku yang telah menjiwai amal ibadah dan kebajikannya tidak akan menurun dan menjadi kurang, musibah apa pun yang akan melanda dalam dirinya dan harta kekayaannya.

Ia yakin seyakin-yakinnya bahwa apa yang ia miliki adalah pemberian-Ku yang sewaktu-waktu dapat Aku cabut daripadanya atau menjadikannya bertambah berlipat ganda. Ia bersih dari semua tuduhan dan prasangkamu. Engkau memang tidak rela melihat hamba-hamba-Ku anak cucu Adam berada di atas jalan yang benar, lurus dan tidak tersesat.

Dan untuk menguji keteguhan hati Ayyub dan kebulatan imannya kepada-Ku dan kepada takdir-Ku, Aku izinkan engkau untuk mencuba menggodanya serta memalingkannya daripada-Ku. Kerahkanlah pembantu-pembantumu menggoda Ayyub melalui harta kekayaannya dan keluarganya. Cuba binasakanlah harta kekayaannya dan cerai-beraikanlah keluarganya yang rukun dan bahagia itu dan lihatlah sampai di mana kebolehanmu menyesatkan dan merusakkan iman hamba-Ku Ayyub itu.”

Dikumpulkanlah oleh Iblis syaitan-syaitan, pembantunya, diberitahukan bahawa ia telah mendapatkan izin dari Tuhan untuk mengganyang ayyub, merusak aqidah dan imannya dan memalingkannya dari Tuhannya yang ia sembah dengan sepenuh hati dan keyakinan. Jalannya ialah dengan memusnahkan harta kekayaannya sehingga ia menjadi seorang yang papa dan miskin, mencerai-beraikan keluarganya sehingga ia menjadi sebatang kara tidak berkeluarga, Iblis berseru kepada pembantu-pembantunya itu agar melaksanakan tugas penyesatan Ayyub sebaik-baiknya dengan segala daya dan siasat apa saja yang mereka dapat lakukan.

Dengan berbagai cara gangguan, akhirnya berhasillah kawanan syaitan itu menghancurkan-luluhkan kekayaan Ayyub, yang dimulai dengan haiwan-haiwan ternakannya yang bergelimpangan mati satu persatu sehingga habis sama sekali, kemudian disusul ladang-ladang dan kebun-kebun tanamannya yang rusak menjadi kering dan gedung-gedungnya yang terbakar habis dimakan api, sehingga dalam waktu yang sangat singkat sekali Ayyub yang kaya-raya tiba-tiba menjadi seorang papa miskin tidak memiliki selain hatinya yang penuh iman dan takwa serta jiwanya yang besar.

Setelah berhasil menghabiskan kekayaan dan harta milik Ayyub datanglah Iblis kepadanya menyerupai sebagai seorang tua yang tampak bijaksana dan berpengalaman dan berkata: “Sesungguhnya musibah yang menimpa dirimu sangat dahsyat sekali sehingga dalam waktu yang begitu sempit telah habis semua kekayaanmu dan hilang semua harta kekayaan milikmu. Kawan-kawanmu merasa sedih ssedang musuh-musuhmu bersenang hati dan gembira melihat penderitaan yang engkau alami akibat musibah yang susul-menyusul melanda kekayaan dan harta milikmu.

Mereka bertanya-tanya, gerangan apakah yang menyebabkan Ayyub tertimpa musibah yang hebat itu yang menjadikannya dalam sekelip mata kehilangan semua harta miliknya. Sementara orang dari mereka berkata bahawa mungkin kerana Ayyub tidak ikhlas dalam ibadah dan semua amal kebajikannya dan ada yang berkata bahawa andaikan Allah, Tuhan Ayyub, benar-benar berkuasa, nescaya Dia dapat menyelamatkan Ayyub dari malapetaka, mengingat bahawa ia telah menggunakan seluruh waktunya beribadah dan berzikir, tidak pernah melanggar perintah-Nya .

Seorang lain menggunjing dengan mengatakan bahawa mungkin amal ibadah Ayyub tidak diterima oleh Tuhan, kerana ia tidak melakukan itu dari hati yang bersih dan sifat ria dan ingin dipuji dan banyak lagi cerita-cerita orang tentang kejadian yang sangat menyedihkan itu. Akupun menaruh simpati kepadamu, hai Ayyub dan turut bersedih hati dan berdukacita atas nasib yang buruk yang engkau telah alami.”

Iblis yang menyerupai sebagai orang tua itu – mengakhiri kata-kata hasutannya seraya memperhatikan wajah Ayyub yang tetap tenang berseri-seri tidak menampakkan tanda-tanda kesedihan atau sesalan yang ingin ditimbulkan oleh Iblis dengan kata-kata racunnya itu.

Ayyub berkata kepadanya : “Ketahuilah bahawa apa yang aku telah miliki berupa harta benda, gedung-gedung, tanah ladang dan haiwan ternakan serta lain-lainnya semuanya itu adalah barangan titipan Allah yang diminta-Nya kembali setelah aku cukup menikmatinya dan memanfaatkannya sepanjang masa atau ibarat barang pinjaman yang diminta kembali oleh tuannya jika saatnya telah tiba. Maka segala syukur dan puji bagi Allah yang telah memberikan kurniaan-Nya kepadaku dan mencabutnya kembali pula dari siapa yang Dia kehendaki dan mencabutnya pula dari siapa saja yang Dia suka.

Dia adalah yang Maha Kuasa mengangkat darjat seseorang atau menurunkannya menurut kehendak-Nya. kami sebagai hamba-hamba makhluk-Nya yang lemah patut berserah diri kepada-Nya dan menerima segala qadha’ dan takdir-Nya yang kadang kala kami belum dapat mengerti dan menangkap hikmah yang terkandung dalam qadha’ dan takdir-Nya itu.”

Selesai mengucapkan kata-kata jawabnya kepada Iblis yang sedang duduk tercenggang di depannya, menyungkurlah Ayyub bersujud kepada Allah memohon ampun atas segala dosa dan keteguhan iman serta kesabaran atas segala cubaan dan ujian-Nya. Iblis segera meninggalkan rumah Ayyub dengan rasa kecewa bahawa racun hasutannya tidak termakan oleh hati hamba Allah yang bernama Ayyub itu.

Akan tetapi Iblis tidak akan pernah berputus asa melaksanakan sumpah yang ia telah nyatakan di hadapan Allah dan malaikat-Nya bahawa ia akan berusaha menyesatkan Bani Adam di mana saja mereka berada. Ia merencanakan melanjutkan usaha gangguan dan godaannya kepada Ayyub lewat penghancuran keluarganya yang sedang hidup rukun, damai dan saling hidup cinta mencintai dan harga menghargai. Iblis datang lagi menghadap kepada Tuhan dan meminta izin meneruskan usahanya mencuba Ayyub.

Berkata ia kepada Tuhan: “Wahai Tuhan, Ayyub tidak termakan oleh hasutanku dan sedikit pun tidak goyah iman dan aqidahnya kepada-Mu meski pun ia sudah kehilangan semua kekayaannya dan kembali hidup papa dan miskin kerana ia masih mempunyai putera-putera yang cekap yang dapat ia andalkan untuk mengembalikan semua yang hilang itu dan menjadi sandaran serta tumpuan hidupnya di hari tuanya. Menurut perkiraanku, Ayyub tidak akan bertahan jika musibah yang mengenai harta kekayaannya mengenai keluarganya pula, apa lagi bila ia sangat sayang dan mencintai, maka izinkanlah aku mencuba kesabarannya dan keteguhannya kali ini melalui godaan yang akan aku lakukan terhadap keluarganya dan putera-puteranya yang ia sangat sayang dan cintai itu.”

Allah meluluskan permintaan Iblis itu dan berfirman: “Aku mengizinkan engkau mencuba sekali lagi menggoyahkan hati Ayyub yang penuh iman, tawakkal dan kesabaran itu dengan caramu yang lain, namun ketahuilah bahawa engkau tidak akan berhasil mencapai tujuanmu melemahkan iman Ayyub dan menipiskan kepercayaannya kepada-Ku.”

Iblis lalu pergi bersama pembantu-pembantunya menuju tempat tinggal putera-putera Ayyub di suatu gedung yang penuh dengan sarana-sarana kemewahan dan kemegahan, lalu digoyangkanlah gedung itu hingga roboh berantakan menjatuhi dan menimbuni seluruh penghuninya. Kemudian cepat-cepatlah pergi Iblis mengunjungi Ayyub di rumahnya, menyerupai sebagai seorang dari kawan-kawan Ayyub, yang datang menyampaikan takziah dan menyatakan turut berdukacita atas musibah yang menimpa puteranya.

Ia berkata kepada Ayyub dalam takziahnya: “Hai Ayyub, sudahkah engkau melihat putera-puteramu yang mati tertimbun di bawah runtuhan gedung yang roboh akibat gempa bumi? Kiranya, wahai Ayyub, Tuhan tidak menerima ibadahmu selama ini dan tidak melindungimu sebagai imbalan bagi amal solehmu dan sujud rukukmu siang dan malam.”

Mendengar kata-kata Iblis itu, menangislah Ayyub tersedu-sedu seraya berucap: “Allahlah yang memberi dan Dia pulalah yang mengambil kembali. Segala puji bagi-Nya, Tuhan yang Maha Pemberi dan Maha Pencabut.”

Iblis keluar meninggalkan Ayyub dalam keadaan bersujud munajat dengan rasa jengkel dan marah kepada dirinya sendiri kerana telah gagal untuk kedua kalinya memujuk dan menghasut Ayyub. Ia pergi menghadap Tuhan dan berkata: “Wahai Tuhan, Ayyub sudah kehilangan semua harta benda dan seluruh kekayaannya dan hari ini ia ditinggalkan oleh putera-puteranya yang mati terbunuh di bawah runtuhan gedung yang telah kami hancurkan , namun ia masih tetap dalam keadaan mentalnya yang kuat dan sihat.

Ia hanya menangis tersedu-sedu namun batinnya, jiwanya, iman dan kepercayaannya kepada-Mu tidak tergoyah sama sekali. Izinkan aku mencubanya kali ini mengganggu kesihatan bandanya dan kekuatan fizikalnya, kerana jika ia sudah jatuh sakit dan kekuatannya menjadi lumpuh, nescaya ia akan mulai malas melakukan ibadah dan lama-kelamaan akan melalaikan kewajibannya kepada-Mu dan menjadi lunturlah iman dan akidahnya.”

Allah tetap menentang Iblis bahawa ia tidak akan berhasil dalam usahanya menggoda Ayyub walau bagaimana pun besarnya musibah yang ditimpakan kepadanya dan bagaimana pun beratnya cubaan yang dialaminya. Kerana Allah telah menetapkan dia menjadi teladan kesabaran, keteguhan iman dan ketekunan beribadah bagi hamba-hamba-Nya.

Allah berfirman kepada Iblis: “Bolehlah engkau mencuba lagi usahamu mengganggu kesihatan badan dan kekuatan fizikal Ayyub. Aku akan lihat sejauh mana kepandaianmu mengganggu dan menghamba pilihan-Ku ini.”

Iblis lalu memerintahkan kepada anak buahnya agar menaburkan benih-benih baksil penyakit ke dalam tubuh Ayyub. Baksil-baksil ysng ditaburkan itu segera mengganyang kesihatan Ayyub yang menjadikan ia menderita berbagai-bagai penyakit, deman panas, batuk dan lain-lain lagi sehingga menyebabkan badannya makin lama makin kurus, tenaganya makin lemah dan wajahnya menjadi pucat tidak berdarah dan kulitnya menjadi berbintik-bintik .

Ianya akhir dijauhi oleh orang-orang sekampungnya dan oleh kawan-kawan dekatnya, kerana penyakit Ayyub dapat menular dengan cepatnya kepada orang-orang yang menyentuhnya atau mendekatinya. Ia menjadi terasing daripada pergaulan orang di tempatnya dan hanya isterinyalah yang tetap mendampinginya, merawatnya dengan penuh kesabaran dan rasa kasih sayang, melayani segala keperluannya tanpa mengeluh atau menunjukkan tanda kesal hati dari penyakit suaminya yang tidak kunjung sembuh itu.

Iblis memperhatikan Ayyub dalam keadaan yang sudah amat parah itu tidak meninggalkan adat kebiasaannya, ibadahnya, zikirnya, ia tidak mengeluh, tidak bergaduh, ia hanya menyebut nama Allah memohon ampun dan lindungan-Nya bila ia merasakan sakit. Iblis merasa kesal hati dan jengkel melihat ketabahan hati Ayyub menanggung derita dan kesabarannya menerima berbagai musibah dan ujian. Iblis kehabisan akal, tidak tahu apa usaha lagi yang harus diterapkan bagi mencapai tujuannya merusakkan aqidah dan iman Ayyub. Ia lalu meminta bantuan fikiran dari para kawan-kawan pembantunya, apa yang harus dilakukan lagi untuk menyesatkan Ayyub setelah segala usahanya gagal tidak mencapai sasarannya.

Bertanya mereka kepadanya: “Di manakah kepandaianmu dan tipu dayamu yang ampuh serta kelincinanmu menyebar benih was-was dan ragu ke dalam hati manusia yang biasanya tidak pernah sia-sia?”

Seorang pembantu lain berkata: “Engkau telah berhasil mengeluarkan Adam dari syurga, bagaimanakah engkau lakukan itu semuanya sampai berhasilnya tujuanmu itu?”

“Dengan memujuk isterinya”, jawab Iblis.

“Jika demikian” berkata syaitan itu kembali, “Laksanakanlah siasat itu dan terapkanlah terhadap Ayyub, hembuskanlah racunmu ke telinga isterinya yang tampak sudah agak kesal merawatnya, namun masih tetap patuh dan setia.”

“Benarlah dan tepat fikiranmu itu,” kata Iblis, “Hanya tinggal itulah satu-satu jalan yang belum aku cuba. Pasti kali ini dengan cara menghasut isterinya aku akan berhasil melaksanakan akan maksudku selama ini.”

Dengan rencana barunya pergilah Iblis mendatangi isteri Ayyub, menyamar sebagai seorang kawan lelaki yang rapat dengan suaminya. Ia berkata kepada isteri Ayyub: “Apa khabar dan bagaimana keadaan suamimu di ketika ini?”

Seraya mengarahkan jari telunjuknya ke arah suaminya, berkata isteri Ayyub kepada Iblis itu, tamunya: “Itulah dia terbaring menderita kesakitan, namun mulutnya tidak henti-hentinya berzikir menyebut nama Allah. Ia masih berada dalam keadaan parah, mati tidak hidup pun tidak.”

Kata-kata isteri Ayyub itu menimbulkan harapan bagi Iblis bahawa ia kali ini akan berhasil maka diingatkanlah isteri Ayyub akan masa mudanya di mana ia hidup dengan suaminya dalam keadaan sihat, bahagia dan makmur dan dibawakannyalah kenang-kenangan dan kemesraan. Kemudian keluarlah Iblis dari rumah Ayyub meninggalkan isteri Ayyub duduk termenung seorang diri, mengenangkan masa lampaunya, masa kejayaan suaminya dan kesejahteraan hidupnya, membanding-bandingkannya dengan masa di mana berbagai penderitaan dan musibah dialaminya, yang dimulai dengan musnahnya kekayaan dan harta-benda, disusul dengan kematian puteranya, dan kemudian yang terakhirnya diikuti oleh penyakit suaminya yang parah yang sangat menjemukan itu.

Isteri Ayyub merasa kesepian berada di rumah sendirian bersama suaminya yang terbaring sakit, tiada sahabat tiada kerabat, tiada handai, tiada taulan, semua menjauhi mereka kerana khuatir kejangkitan penyakit kulit Ayyub yang menular dan menjijikkan itu.

Seraya menarik nafas panjang datanglah isteri Ayyub mendekati suaminya yang sedang menderita kesakitan dan berbisik-bisik kepadanya berkata: “Wahai sayangku, sampai bilakah engkau terseksa oleh Tuhanmu ini? Di manakah kekayaanmu, putera-puteramu, sahabat-sahabatmu dan kawan-kawan terdekatmu? Oh, alangkah syahdunya masa lampau kami, usia muda, badan sihat, sarana kebahagiaan dan kesejahteraan hidup tersedia dikelilingi oleh keluarga dan terulang kembali masa yang manis itu? Mohonlah wahai Ayyub dari Tuhanmu, agar kami dibebaskan dari segala penderitaan dan musibah yang berpanjangan ini.”

Berkata Ayyub menjawab keluhan isterinya: “Wahai isteriku yang kusayangi, engkau menangisi kebahagiaan dan kesejahteraan masa yang lalu, menangisi anak-anak kita yang telah mati diambil oleh Allah dan engkau minta aku memohon kepada Allah agar kami dibebaskan dari kesengsaraan dan penderitaan yang kami alami masa kini. Aku hendak bertanya kepadamu, berapa lama kami tidak menikmati masa hidup yang mewah, makmur dan sejahtera itu?”

“Lapan puluh tahun”, jawab isteri Ayyub.

“Lalu berapa lama kami telah hidup dalam penderitaan ini?” tanya lagi Ayyub.

“Tujuh tahun”, jawab si isteri.

“Aku malu”, Ayyub melanjutkan jawabannya,” memohon dari Allah membebaskan kami dari sengsaraan dan penderitaan yang telah kami alami belum sepanjang masa kejayaan yang telah Allah kurniakan kepada kami. Kiranya engkau telah termakan hasutan dan bujukan syaitan, sehingga mulai menipis imanmu dan berkesal hati menerima taqdir dan hukum Allah.

Tunggulah ganjaranmu kelak jika aku telah sembuh dari penyakitku dan kekuatan badanku pulih kembali. Aku akan mencambukmu seratus kali. Dan sejak detik ini aku haramkan diriku makan dan minum dari tanganmu atau menyuruh engkau melakukan sesuatu untukku. Tinggalkanlah aku seorang diri di tempat ini sampai Allah menentukan taqdir-Nya.”

Setelah ditinggalkan oleh isterinya yang diusir, maka Nabi Ayyub tinggal seorang diri di rumah, tiada sanak saudara, tiada anak dan tiada isteri. Ia bermunajat kepada Allah dengan sepenuh hati memohon rahmat dan kasih sayang-Nya.

Ia berdoa: “Wahai Tuhanku, aku telah diganggu oleh syaitan dengan kepayahan dan kesusahan serta seksaan dan Engkaulah wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.”

Allah menerima doa Nabi Ayyub yang telah mencapai puncak kesabaran dan keteguhan iman serta berhasil memenangkan perjuangannya melawan hasutan dan bujukan Iblis.

Allah mewahyukan firman kepadanya: “Hantamkanlah kakimu ke tanah. Dari situ air akan memancur dan dengan air itu engkau akan sembuh dari semua penyakitmu dan akan pulih kembali kesihatan dan kekuatan badanmu jika engkau gunakannya untuk minum dan mandimu.”

Dengan izin Allah setelah dilaksanakan petunjuk Illahi itu, sembuhlah segera Nabi Ayyub dari penyakitnya, semua luka-luka kulitnya menjadi kering dan segala rasa pedih hilang, seolah-olah tidak pernah terasa olehnya. Ia bahkan kembali menampakkan lebih sihat dan lebih kuat daripada sebelum ia menderita.

Dalam pada itu isterinya yang telah diusir dan meninggalkan dia seorang diri di tempat tinggalnya yang terasing, jauh dari jiran, jauh dari keramaian kota, merasa tidak sampai hati lebih lama berada jauh dari suaminya, namun ia hampir tidak mengenalnya kembali, kerana bukanlah Ayyub yang ditinggalkan sakit itu yang berada didepannya, tetapi Ayyub yang muda belia, segar bugar, sihat wal afiat seakan-akan tidak pernah sakit dan menderita. Ia segera memeluk suaminya seraya bersyukur kepada Allah yang telah memberikan rahmat dan kurnia-Nya mengembalikan kesihatan suaminya bahkan lebih baik daripada keadaan asalnya.

Nabi Ayyub telah bersumpah sewaktu ia mengusir isterinya akan mencambuknya seratus kali bila ia sudah sembuh. Ia merasa wajib melaksanakan sumpahnya itu, namun merasa kasihan kepada isterinya yang sudah menunjukkan kesetiaannya dan menyekutuinya di dalam segala duka dan deritanya. Ia bingung, hatinya terumbang-ambingkan oleh dua perasaan, ia merasa berwajiban melaksanakan sumpahnya, tetapi isterinya yang setia dan bakti itu tidak patut, kata hatinya, menjalani hukuman yang seberat itu.

Akhirnya Allah memberi jalan keluar baginya dengan firman-Nya: “Hai Ayyub, ambillah dengan tanganmu seikat rumput dan cambuklah isterimu dengan rumput itu seratus kali sesuai dengan sumpahmu, sehingga dengan demikian tertebuslah sumpahmu.”

Nabi Ayyub dipilih oleh Allah sebagai nabi dan teladan yang baik bagi hamba-hamba Nya dalam hal kesabaran dan keteguhan iman sehingga kini nama Ayyub disebut orang sebagai simbul kesabaran. Orang menyatakan , si Fulan memiliki kesabaran Ayyub dan sebagainya. Dan Allah telah membalas kesabaran dan keteguhan iman Ayyub bukan saja dengan memulihkan kembali kesihatan badannya dan kekuatan fizikalnya kepada keadaan seperti masa mudanya, bahkan dikembalikan pula kebesaran duniawinya dan kekayaan harta-bendanya dengan berlipat gandanya.

Juga kepadanya dikurniakan lagi putera-putera sebanyak yang telah hilang dan mati dalam musibah yang ia telah alami. Demikianlah rahmat Tuhan dan kurnia-Nya kepada Nabi Ayyub yang telah berhasil melalui masa ujian yang berat dengan penuh sabar, tawakkal dan beriman kepada Allah.

Kisah Ayyub di atas dapat dibaca dalam Al-Quran surah Shaad ayat 41 sehingga ayat 44 dan surah Al-Anbiaa’ ayat 83 dan 84.



ShareThis

 

Kisah Kisah Islam Copyright © 2011 | Template created by O Pregador | Powered by Blogger